JAKARTA– Gunung Tambora berlokasi di Semenanjung Sanggar, Sumbawa · Kabupaten Dompu dan Bima, Nusa Tenggara Barat, merupakan salah satu destinasi wisata alam di Indonesia. Merupakan salah satu aset wisata alam yang masuk dalam kawasan Timur Indonesia dan harus dijaga kelestariannya.
Hal itu disampaikan oleh Anggota MPR RI, Johan Rosihan. Ia mendorong pemerintah pusat menetapkan Gunung Tambora sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN), berbasis konservasi dan kebudayaan.
Untuk itu, Johan mengusulkan dibentuknya pusat interpretasi geowisata dan edukasi berbasis sejarah serta program kolaborasi riset internasional untuk menarik perhatian dunia terhadap pentingnya pelestarian kawasan ini.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Tambora adalah simfoni alam, sejarah, dan masa depan konservasi Indonesia. Kita tidak bisa lagi memisahkan antara pelestarian, edukasi, dan pengembangan ekonomi lokal berbasis wisata berkelanjutan,” kata Johan kepada wartawan Parlemen di Jakarta.
Pernyataan itu disampaikan usai melakukan pendakian di Gunung Tambora dengan ketinggian 2.851 mdpl Puncak Tambora, dalam kegiatannya mendaki dan mengunjungi langsung ke puncak Gunung Tambora bersama tim dari Taman Nasional Tambora, Rabu (11/6/2025) pekan lalu.
Adapun kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen Johan dalam mendorong pelestarian kawasan konservasi sekaligus pengembangan Tambora sebagai pusat edukasi dan pariwisata berkelanjutan di Pulau Sumbawa.
Johan menyebut bahwa Gunung Tambora bukan sekadar destinasi wisata alam, tetapi merupakan kawasan yang menyimpan nilai ekologis, historis, dan strategis dalam kebijakan pembangunan nasional. Ia menegaskan perlunya pengelolaan terpadu yang tidak hanya fokus pada pelestarian alam, tetapi juga penguatan identitas sejarah dan pemberdayaan ekonomi lokal.
Diketahui, letusan Tambora pada tahun 1815 merupakan peristiwa vulkanik terbesar dalam sejarah modern yang berdampak global. Johan menilai narasi sejarah besar ini belum sepenuhnya diangkat dalam sistem pendidikan nasional maupun dalam kerangka promosi wisata budaya.
“Dulu Tambora menyapa dunia melalui letusannya yang mengubah iklim global. Kini saatnya dunia menyapa Tambora melalui riset, konservasi, dan pariwisata edukatif yang berkeadilan,” terang Anggota Komisi IV DPR RI ini.
Selain mendorong kebijakan konservasi, Johan juga menekankan pentingnya keterlibatan aktif masyarakat lokal sebagai pelaku utama dalam sistem ekowisata dan pengawasan kawasan. Menurutnya, pendekatan berbasis kearifan lokal adalah kunci keberhasilan pengelolaan jangka panjang.
“Ini adalah langkah kami untuk mengangkat Tambora dalam agenda kebijakan nasional, dan mengundang semua pihak, baik pemerintah, dunia usaha, akademisi, maun komunitas lokal untuk menjadikan Tambora sebagai teladan dalam harmoni antara alam, budaya, dan pembangunan,”tegas Johan. **
Editor : Tim MT.
Eksplorasi konten lain dari mediatimor.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.